Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya selalu baru setiap hari

Senin, 17 Oktober 2011

Apakah Kamu Bangga Sebagai Mahasiswa/Alumni UKI???

Ketika ada orang yang bertanya kepada saya, kamu kuliah di mana? Maka saya dengan mantap menjawab, “saya kuliah di UKI”. Kemudian ketika saya ditanya lagi apakah kamu bangga sebagai mahasiswa atau alumni UKI??? Saya terdiam dan merenung sejenak. Pertanyaan yang sederhana tetapi sulit untuk saya jawab. Kenapa???
Pada awalnya saya kuliah di UKI tahun 2007, saya sangat senang dan bangga sebagai mahasiswa UKI, karena bagi saya kuliah di UKI adalah suatu anugerah Tuhan yang luar biasa, karena tidak semua orang bisa kuliah dan mau kuliah di kampus UKI. UKI yang terkenal dengan tawurannya dan sejumlah kasus narkoba lainnya pada masa silam. Namun, setelah saya kuliah saya tidak pernah mendengar ada mahasiswa UKI yang terlibat narkoba atau tindak kejahatan lainnya. Sewaktu saya di jalan saya sering mendengar ada orang yang mencibir atau mengatakan yang jelek tentang kampus UKI, tetapi saya dengan mantap mengatakan itu dulu sekarang beda, karena UKI sudah jauh berubah dan lebih baik dari yang dulu. Saya berusaha selalu membawa nama baik UKI di manapun saya berada, dan saya semakin semangat untuk belajar di UKI, sampai akhirnya saya menyelesaikan kuliah saya di UKI tepat pada tanggal 23 Agustus 2011, di mana saya dan sejumlah mahasiswa lainnya mengikuti ujian skripsi. Puji Tuhan semua dinyatakan lulus.
Proses demi proses saya lalui untuk bisa mencapai hari yang dinanti-nantikan yaitu wisuda. Dengan pertolongan Tuhan Yesus saya bisa melewati semuanya dengan baik. Dengan menyelesaikan semua administrasi dan persyaratan yang diperlukan lainnya, walaupun sudah terlalu cape rasanya untuk bisa mencapai hari kelegaan itu (wisuda). Akan tetapi, pada tanggal 14 oktober lalu di mana saya dan teman-teman akan mengambil toga dan kelengkapan wisuda lainnya, kaprodi saya kasih tahu kepada saya yang pada intinya adalah bahwa, walaupun IPK saya paling tinggi di Prodi PAK UKI, tetapi yang dipilih sebagai mahasiswa berprestasi nanti ternyata bukan saya, alasannya karena saya adalah mahasiswa pindahan, bukan murni mahasiswa reguler UKI. Dan itu adalah peraturan tidak tertulis di UKI, Saya tersentak dalam hati, walaupun saya tidak menunjukkannya di depan kaprodi saya, dan saya berusaha dengan lapang dada menerimanya, walaupun sangat sulit. Yang terlintas dipikiran saya ternyata selama ini saya saja yang menganggap diri saya sebagai mahasiswa UKI, kenyataannya UKI sendiri tidak menganggap saya sebagai mahasiswanya, UKI hanya menganggap saya sebagai mahasiswa titipan/pindahan saja. Buktinya IPK tinggi saya tidak dihargai di UKI. Ternyata saya salah menilai UKI selama ini. Pantasan saja saya pikir orang-orang di luar sana banyak sekali yang menceritakan kejelekan UKI ketimbang kebaikannya. Makanya ketika saya di tanya apakah kamu bangga sebagai mahasiswa/alumni UKI?? Saya hanya menjawab saya hanya bangga sebagai anak Tuhan bukan sebagai mahasiswa/alumni UKI. Tidak ada yang saya banggakan dari UKI, karena UKI yang selama ini saya bela-belain, ternyata mengecewakan saya. Jujur saja saya selama ini berusaha untuk berprestasi dalam belajar, dengan IP tidak pernah kurang dari 3,75. Harapan saya adalah mau membuktikan kepada orang-orang di luar sana bahwa UKI itu lebih baik, bahwa UKI itu tidak seburuk yang mereka pikirkan, buktinya saya bisa meraih prestasi berarti belajar di UKI aman, karena banyak orang mengira belajar di UKI tidak aman, karena sering tawuran dan lain sebagainya. Akan tetapi, semuanya menjadi sia-sia. Ternyata UKI yang saya impikan tidak seperti kenyataan yang saya alami. UKI malah membuat saya kecewa...KECEWA KECEWA DAN KECEWA. UKI DISKRIMINATIF... UKI DISKRIMINATIF...UKI DISKRIMINATIF. Harapan saya semoga hanya saya saja yang dikecewakan oleh UKI, semoga yang lainnya yang belum masuk UKI tidak mengalami apa yang saya alami. Mungkin anda pernah dikecewakan oleh orang lain, atau oleh siapapun itu. Bila anda pernah dikecewakan anda akan merasakan sakitnya bila dikecewakan. Dari pengalaman saya kuliah di UKI ini saya semakin tahu bahwa manusia ataupun organisasi/lembaga bisa bahkan sering membuat kecewa, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah membuat kita kecewa. Saya yakin betul bahwa Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata dan telinga akan setiap kekecewaan kita yang senantiasa berharap dan mengandalkan Dia.

Sabtu, 26 Juni 2010

Kasih Yang Tak Pernah Padam


Tony Campolo

Beberapa waktu silam saya menonton sandiwara karya Lorraine Hansberry berjudul Raisin in the Sun, dan mendengar ucapan yang terus menghantui pikiran saya. Dalam sandiwara tersebut, sebuah keluarga Amerika keturunan Afrika mewarisi 10.000 dollar dari polis asuransi jiwa sang ayah. Si ibu melihat warisan tersebut sebagai kesempatan untuk melepaskan diri dari kehidupan di Harlem yang miskin dan pindah ke rumah kecil di daerah pedesaan dengan pot-pot bunga di halaman depannya. Putrinya yang berotak cemerlang melihat warisan tersebut sebagai kesempatan untuk mewujudkan impiannya dan melanjutkan studi di fakultas kedokteran.

Hati Yesus

Belum lagi dipakai tiga bulan, sepeda motor Danang sudah hilang  ketika di parkir dekat gereja. Ia kecewa sekali. Ia terus berdoa agar Tuhan mengembalikan motor itu, tetapi hasilnya nihil. Berbulan-bulan ia merasa sedih karena harus naik kendaraan umum lagi. Suatu hari ia berpikir, "Dulu sebelum memiliki motor, aku bahagia ketika naik bus atau mikrolet. Mengapa sekarang tidak?" Danang lalu belajar merasa cukup dengan apa yang ada. Setahun
kemudian ia besaksi, "Kini aku bahagia lagi naik kendaraan umum. Kini prinsipku: Jika Tuhan tidak mengembalikan motorku, itu berarti aku tidak membutuhkannya!"

Selasa, 22 Juni 2010

CAN’T STOP LOVING YOU

Bacaan : Yeremia 31 : 1-6

Cinta, adalah hal yang akrab dengan kita. Sebuah film yang berjudul, Love in time pf Cholera mengambarkan tentang cinta yang tak lekang oleh waktu. Seorang pria dengan sabar menanti kekasih hatinya berpaling kepadanya walapun untuk rentang waktu yang lama, 50 tahun. So sweet … Cinta sejati adalah cinta yang tak lekang oleh waktu. Terlalu sulit dibayangkan cinta sejati yang ada di film-film. Jika kita renungkan cinta orang tua kita, di kala kita sudah atau senangm di kala bokek atau banyak duit, saat kita berprestasi atau tidak. Toh orang tua kita tetap sayang dengan kita. Bahkan kalo, kita terpisah oleh jarak dan waktu, cinta mereka akan tetap ada untuk kita.

Minggu, 20 Juni 2010

Mengasihi Musuh

“Aku (Tuhan-red.) berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;” Lukas 6:27. Sebagai anak-anak Allah kita harus memiliki sifat-sifat Allah. Ada pun salah satu sifat Allah adalah Maha pengampun, seperti kata Pemazmur, “Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni.. .” (Mazmur 86:5), bahkan “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18).

Kamis, 17 Juni 2010

kasih dapat mengubah segalanya

Pada tahun 2007 ketika saya mengajar disatu sekolah swasta di Jakarta, ada sesuatu yang baru yang saya dapatkan yang belum pernah saya alami sebelumnya. Ketika itu saya mengajar di kelas, akan tetapi ada satu anak murid saya yang membuat masalah dengan teman disampingnya, sampai temannya itu menangis histeris, dan marah-marah kepadanya. Kegiatan belajarpun jadi terganggu. Kemudian saya mencoba menenangkan suasana. Akan tetapi anak ini terus menangis dan saya bawa ke lantai 3 sekolah itu, diapun tetap menangis, saya berusaha dengan segala macam cara untuk membujuk dia agar bisa memamaafkan temannya itu dan mau berdamai, tetapi tetap tidak mau. Terus dia keluar dari kelas di lantai 3 dan melihat ke bawah, saya semakin takut, kalau-kalau anak ini menjatuhkan diri ke bawah.

Selasa, 15 Juni 2010

Kasih Bapa

Setiap orang pasti ingin dikasihi, akan tetapi untuk mengaishi mungkin terasa sulit dan butuh hati yang benar-benar mengerti akan arti kasih itu sendiri. Manusia setelah jatuh kedalam dosa senantiasa melakukan segala sesuatu dengan motivasi yang salah dan hanya untuk menyenangkan kedagingannya sendiri, bukan menyenangkan hati Tuhan dan sesama. intinya  manusia melakukan sesuatu dengan ada apanya, bukan berdasarkan kasih Bapa yang ada dalam dirinya. Motivasinya dalam melakukan sesuatu pasti berdasarkan sesuatu yang ia  inginkan. Kesadaran manusia untuk mengasihi orang lain, tergantung kepada seberapa besar kasih Bapa yang telah ia terima dan rasakan dalam hidupnya.